Pesawat
Bisa Sampai ke Matahari
Seorang peneliti dari Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia
datang ke suatu daerah di Madura. Dia bercerita tentang pesawat ruang angkasa
kepada warga setempat. Kata si peneliti, "Pesawat itu dibuat untuk pergi
ke bulan.
Mendengar penjelasan itu, seorang warga berceletuk. "Kenapa ke bulan, Profesor? Kenapa pesawat tidak pergi ke matahari?"
Dengan sabar si peneliti menjelaskan kalau suhu matahari terlalu panas untuk didekati. Mendapat jawaban begitu, si warga pun menanggapi. "Kalau panas, berangkatnya malam saja. Lalu pulangnya sebelum Subuh, seperti Rasulullah."
Mendengar penjelasan itu, seorang warga berceletuk. "Kenapa ke bulan, Profesor? Kenapa pesawat tidak pergi ke matahari?"
Dengan sabar si peneliti menjelaskan kalau suhu matahari terlalu panas untuk didekati. Mendapat jawaban begitu, si warga pun menanggapi. "Kalau panas, berangkatnya malam saja. Lalu pulangnya sebelum Subuh, seperti Rasulullah."
Handphone Baru
Suatu ketika Gus Dur membagi-bagikan
handphone kepada sejumlah kiai NU. Tentu saja para kiai ini agak kikuk dengan
teknologi telepon genggam itu.
Karena merasa sejumlah kiai koleganya
sudah mendapatkan handphone, Gus Dur pun dengan mudah menghubungi mereka lewat
telepon genggam tersebut.
Pada satu kesempatan, Gus Dur meminta
kepada asistennya untuk mengirimkan SMS ke salah seorang kiai. Namun, lama ditunggu, jawaban dari
sang kiai tak kunjung didapat. Alhasil Gus Dur pun menelepon sang kiai.
“Pak kiai, kalau
ada SMS dari umat mbok ya dijawab,” kata Gus Dur.
Lantas dengan
polosnya sang kiai menjawab, “Waduh Gus, saya
nggak bisa nulis di handphone ini, soalnya tulisan saya jelek.”
Fun Comic :D





